Resensi

“Membungkus Bahagia dalam Tabir Sunyi”

10400005_721513097976874_7472773775802287524_nJudul: Separuh Hati yang Sunyi

Penulis: 50 Cerpenis

Penerbit: FAM Publishing

Jumlah halaman: x + 408 hal

Ukuran: 14 x 20 cm

Terbit: Desember 2015

ISBN: 978-602-335-06-6

Harga: Rp55.000,-

 

Separuh Hati yang Sunyi” bercerita tentang seorang perempuan bernama Ar yang mengalami sakit asma kronis dan tergantung pada alat hisap pernapasan bernama inhaler. Ar yang bekerja di sebuah perusahaan, menghabiskan separuh gajinya untuk pengobatan, bahkan terkadang gajinya tak bersisa. Atau justru meminjam teman satu kantor untuk tambahan biaya berobat. Namun Ar menyembunyikan hal tersebut dari ibu kandungnya. Ar tak tega melihat beban berat yang ditanggung ibunya. Continue reading ““Membungkus Bahagia dalam Tabir Sunyi””

Resensi

Meneladani Akhlak Sang Teladan

Oleh: Ahmad Wiyono*

covUB-226Judul               : Pesona Akhlak Nabi

Penulis             : Ahmad Rofi’ Usmani

Penerbit           : Mizania

Cetakan           : 1. 2015

Tebal               : 390 Halaman

ISBN               : 978-602-1337-36-3

Baru saja umat islam melewati satu bulan agung dalam kalender hijriyah, yaitu bulan Rabiul awal yang merupakan bulan kelahiran nabi Muhammad SAW, dalam momemtum tersebut banyak umat islam yang merayakannnya. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mensyukuri kelhiran sang Rasul tersebut.

Salah satu misi diutusnya Nabi Muhammad ke muka bumi hingga menjadi Rasul terakhir sepanjang zaman adalah untuk menyempuirnakan Akhlak. Hal itu dikarenakan terjadinya dekadensi moral yang terjadi jauh sebelum beliau diutus ke muka bui ini, terutama  kondisi alam jahiliyah yang sangat luar biasa dalam melakukan tindakan amoral di masa itu.

Tentang bagaimana keagungan Akhlak Nabi dalam proses “penyempurnaan Akhlak Umat” bisa kita jajaki dalam buku karya Ahmad Rofi’ Usmani ini, buku berjudul Pesona Akhlak Nabi ini menjabarkan seputar keagungan akhlak beliau selama hidup dimuka bumi, termasuk ketika bergaul dengan orang-orang yang ada di sekitar beliau.

Keagungan akhlak Nabi yang diurai daam buku ini memang sungguh sangat mengagumkan, bagaimana sosok beliau yang sangat uar biasa dalam menjaga tatakrama sekaligus tingkah lahku kepada sesama umat. Itu semua menjadi cermin betapa pesona Akhlak beliau selalu terpancar dalam setiap pergerakannya dalam menjalakan tugas kenabian kepada umat manusia.

Yang sangat mecengangkan, ketika beliau tidak hanya memiliki tatakrama yamg tinggi kepada sesame manusia, namun juga kepada mahluk lain seperti hewan dan lainnya. Diceritakan dalam buku ini, suatau ketika beliau betjalan bersama sahabat dan menemukan seekor bangkai kambing, lantas beliau mengangkat dan menyampaikan kepada sahabat, Siapa gerangan yang berkenan membeli bangkai hewan tersebut.

Saat itu, tak ada sahabat yang sudi membelinya, karena semua paham hewan itu sudah menjadi bangkai, namun Rasulullah memiliki perspektif yang berbeda dai para sahabat, lantaran bagi beiau, bangkai kambing itu jauh lebi muliya di hadapan Allah dibanding dunia beserta isinya. Begitulah cara beliau beradab kepada sesama mahluk Allah, tak terkecuali hewan yang sudah menjadi bangkai sekalipun.

Muslim Adalah Saudara

Dalam peradaban moderen saat ini, kita kadang cenderung apatis terhadap manusia lain yang kebetulan stratiikasi sosialnya jauh di bawah kita, taruhah misalnya seorang pemulung atau penegmis, mereka kadang kita anggap jauh lebih hina dari kita yang secara ekonomi derajatnya lebih mapan dari mereka. Padahal, dalam pandangan Nabi, sikap semancam itu mecerminkan lunturnya nilai persaudaraan sesama islam.

Nabi berpendapat, bahwa mereka –seperti apa pun kondisi sosial ekonominya- sejatinya merupakan saudara, yang tidak harus didiskriminasi, namun justru harus diayomi. Maka tindakan semacam itu yang kelak menjadi bukti tingginya akhlak sesorang. Dan itulah yang telah dilakukan oleh nabi Mhammad SAW terhadap seluruh umat dari berbagai lapisan.

“Wahai Abu dzar”, ucap rasulullah SAW, masih dengan wajah memerahdan nada marah, “ternyata, dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah. Mereka sejatinya adalah saudara-saudaramu yang dijadikan Allah tunduk dibawah kekuasaanmu. Karena itu, berilah makan dengan sesuatu yang engkau makan. Berilah mereka pakaian sebagaimana yang engkau kenakan. Juga, janganlah engkau membebani mereka di luar kemampuan mereka, jika engkau memberi mereka beban dan tugas, bantulah mereka (Hal. 146-147).

Teguran Rasulullah kepada Abu Dzar tersebut merupakan bukti kemuliaan Akhlak nabi kepada umat manuia, sehinga ketika mengetahui ada seorang Budak yang dilecehkan oleh Abu Dzar, belau langsung memarahinya dan menyampaikan nasehat tersebut. Sekali lagi, itu semua merupakan bukti kemuliaan akhlak beliau terhadap sesama umat manusia, tanpa melihat stratifikasi sosialnya.

Buku ini secara utuh berisi tntang certa-cerita Rasulullah bersama sahabat, yang notabeni mengisahkan tentang pesona Akhlak Beliau. Dengan menggunakan bahasa yang sangan ringan dan renyah, kisah-kisah inspiratif dan penuh hikmah dalam buku ini sangat mudah dipahami sekaligus diteladani dalam keidupan sehari-hari.

Ketika subtasni ditusnya nabi adalah untuk menyempurnakan Akhlak, maka buku ini hadir sebagai rujukan untuk proses menerjemahan substansi risalah tersebut. Keagungan Akhlak Nabi yang diceritakan secara manis dalam buku terbitan Mizania ini sangat pas menjadi “sahabat” umat islam dalam menjalankan kehidupan di muka bumi ini.  Sehingga revitalisasi moral sebagai roh dari maulidur rasul bisa terwujud dalam kehidan umat islam hari ini, besok dan selamanya.

*Peneliti di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan